Jumat, 30 September 2011

Menjadi Pribadi Yang Memiliki Nilai Tambah


Nilai tambah itu bukanlah terminology yang hanya cocok untuk menjelaskan barang atau jasa yang bagus. Melainkan juga bisa digunakan untuk menjelaskan keberadaan seseorang didalam lingkungannya, terutama dalam lingkungan kerja. Kita semua suka sekali dengan benda yang memiliki nilai tambah. Kita juga suka kepada pelayanan yang bernilai tambah. Kita, juga sangat suka kepada orang-orang yang memiliki nilai tambah didalam dirinya. Maka jika kita bisa menjadi pribadi yang mempunyai nilai tambah bagi lingkungan, kita akan disukai oleh banyak orang. Di kantor, hanya mereka yang mampu memberikan nilai tambah itulah yang kita sebut sebagai karyawan yang unggul. Mereka yang tidak memiliki nilai tambah hanya disebut sebagai karyawan biasa saja, alias mediocre. Agan, tentu tidak terlalu senang kalau disebut mediocre, bukan?



Di supermarket, kita melihat begitu banyak barang sejenis dengan beragam pilihan. Lantas, apa yang menyebabkan Agan memilih salah satu dari jenis-jenis barang itu? Agan tentu memiliki alasan yang kuat. Mungkin Agan memilih karena harganya yang murah. Mungkin karena kualitasnya yang bagus. Mungkin karena kualitas bagus dengan harga yang ekonomis. Semua alasan yang Agan miliki itu adalah sesuatu yang Agan anggap sebagai nilai tambah. Di setiap kantor, ada begitu banyak karyawan dengan karakter dan perilakunya masing-masing. Mengapa ada karyawan yang disukai orang sekantor, dan mengapa ada yang menjadi bahan pergunjingan? Mengapa ada karyawan yang dihormati meski jabatannya tidak tinggi, dan mengapa ada yang dipaganng sebelah mata? Itu juga soal nilai tambah yang dimilikinya dimata orang lain.

Ayo kita liat nilai tambah apa aja yg harus ada di pribadi kita
1. Nilai tambah sering terletak pada hal-hal yang sederhana
Bayangkan ada 5 orang karyawan yang bekerja dalam sebuah unit. Atasan mereka selalu mengawasi dan memberitahu apa yang harus mereka lakukan. Setiap kali ada masalah di unit kerja itu, mereka selalu datang kepada atasan dan meminta petunjuk bagaimana menyelesaikannya. Jika atasan tidak ada, maka mereka menunggunya untuk mendapatkan solusi. Tiba-tiba salah satu dari ke-5 orang itu bilang; “Pak, tolong ajari ane cara menyelesaikan masalah yang timbul agar ane tidak harus menyulitkan Bapak jika hal serupa terjadi lagi.” Itu nilai tambah. Contoh lain. Sekelompok karyawan sudah ‘selesai’ dengan tugasnya. Lalu mereka menunggu perintah atasan selanjutnya sambil kongkow-kongkow di kantin. Salah seorang dari mereka mengambil inisiatif untuk membersihkan perlengkapan kerjanya, merapikan meja kerja, memeriksa lagi kalau-kalau ada yang terlewat saat mengerjakan tugasnya, memastikan laporannya benar-benar lengkap sehingga atasannya tidak harus bolak-balik menelepon. Itu adalah nilai tambah. Perhatikanlah; nilai tambah sering terletak pada hal-hal sederhana seperti itu.

2. Nilai tambah itu menghemat banyak waktu

Banyak orang yang enggan memberikan nilai tambah bagi perusahaan karena mengira bahwa hal itu menuntut waktu bekerja yang lebih lama. Nilai tambah tidak sama artinya dengan lembur, atau pulang larut malam. Nilai tambah adalah sesuatu yang kita lakukan dengan kualitas yang melebihi rata-rata karyawan ditempat itu. Misalnya, coba Agan perhatikan, apakah atasan Agan sering kesal karena pekerjaan yang harus diulang-ulang akibat kecerobohan team Agan? Atau mungkin karena kurang lengkapnya data yang disediakan? Jika Agan bisa bekerja secara fokus, teliti, dan komprehensif sehingga hasil kerja Agan nyaris tidak mengandung kesalahan, dan semuanya Agan sajikan dengan lengkap sehingga atasan Agan puas tanpa harus terlebih dahulu mengomel, maka itu adalah nilai tambah. Justru, mereka yang sering membuat kesalahan karena ketidaktelatenan itulah yang memhabiskan waktu lebih lama. Sedangkan Agan yang telaten dan bekerja dengan baik, menghemat banyak waktu. Jadi, nilai tambah Agan itu justru menghemat banyak waktu.
3. Nilai tambah tidak berada di jalur umum



Jika Agan ingin memiliki nilai tambah, maka mengikuti arus yang diciptakan oleh kebanyakan orang bukanlah tindakan bijaksana. Kebanyakan orang hanya akan menghasilkan ‘nilai umum’, yaitu nilai rata-rata. Bahkan, jika Agan perhatikan baik-baik, banyak orang yang bahkan nilai pribadinya lebih rendah dari nilai umum. Contoh, berapa banyak orang yang tidak memiliki motivasi untuk bekerja secara maksimal? Mereka bekerja dengan baik? Mungkin. Tetapi, mereka bekerja hanya atas dasar gaji atau juklak belaka. Bahkan, banyak yang asal-asalan. Di back office, banyak orang yang berprinsip; “pokoknya udah gue kerjain!” atau “yang penting muka gua kelihatan jam 8 sampai jam 5”. Mereka tidak memikirkan apa hasil kerjanya. Di lapangan, banyak juga orang yang menyia-nyiakan amanah. Waktu untuk bertemu klien, misalnya. Meski tidak benar-benar bertemu tapi tercatat dalam laporan, lengkap dengan tagan tangan klien yang entah didapatkan dari mana. Apakah Agan bekerja dilapangan atau di back office, nilai tambah tidak terletak pada kebiasaan yang dilakukan oleh kebanyakan orang. Asal dikerjakan, atau asal ‘selesai’. Nilai tambah, adalah soal kualitas kerja yang lebih baik dari orang lain. Artinya, itu tidak berada dijalur umum.
4. Nilai tambah ada dibalik hal-hal baru.



Tidak semua orang yang berada dalam jalur umum bekerja kurang bagus seperti yang ane uraikan dalam point sebelumnya. Banyak juga orang-orang dijalur umum yang tetap berkinerja bagus. Pada umumnya, mereka adalah orang-orang yang berdedikasi dan berprestasi tinggi. Apakah masih ada nilai tambah yang bisa kita bangun di lingkungan kerja yang sudah bagus itu? Ada. Perhatikanlah, biasanya unit kerja yang berkinerja bagus itu punya efek samping. Apakah efek sampingnya? Mereka cenderung terpaku kepada hal-hal yang itu-itu saja. Kebanyakan orang enggan untuk mengganti metode atau bereksperimen dengan pola, cara, atau hal baru. Kita cenderung ingin bermain aman, sehingga selama bertahun-tahun lamanya tidak beranjak kepada hal lain. Apakah itu bagus? Mungkin. Jika kompetitor tidak melakukan yang lebih baik. Atau pelanggan tidak menuntut lebih banyak. Faktanya tidak selalu begitu. Makanya, kita mempunyai konsep ‘continuous improvement’. Artinya perbaikan terus-menerus, meskipun kita merasa apa yang saat ini dilakukan sudah baik. Agan bisa memperoleh nilai tambah dengan cara belajar hal baru dari orang-orang pilihan yang Agan nilai punya sesuatu yang bernilai lebih.
5. Nilai tambah berasal dari energy positif



Hanya orang-orang yang memiliki energy positif yang akan mampu memberi nilai tambah bagi dirinya sendiri. Mereka yang suka mengeluh, mau menang sendiri, atau ingin gampangnya saja; tidak akan bisa memberi nilai tambah. Mengapa? Karena nilai tambah itu membutuhkan komitmen untuk terus melakukan pelatihan baik secara formal maupun informal. Sulit untuk memiliki nilai tambah pribadi jika kita berhenti belajar. Kita perlu terus mencari dan berhubungan dengan orang-orang yang mampu memberi inspirasi, lalu berlajar menyerap energy positif yang dipancarkannya. Untungnya, untuk mendapatkan pencerahan inspiratif itu kita tidak harus selalu mengeluarkan uang. Banyak sekali orang yang bersedia berbagi semangat dan system nilai yang baik secara cuma-cuma. Cari orang-orang seperti itu. Kunjungi blog dan websitenya secara rutin. Dan seraplah energy positifnya. Energy didalam tubuh kita itu kadang naik, kadang juga turun. Maka untuk menjaganya tetap tinggi, kita harus mengisinya terus. Kita membutuhkan para pencerah yang tidak henti-hentinya berbagi semangat.


Jika kita masih berperilaku seperti kebanyakan orang, maka kita hanya akan menjadi karyawan biasa-biasa saja, tanpa memiliki keunggulan.

Agan, tentu menginginkan perbaikan dalam karir. Dipromosi kepada jabatan yang lebih tinggi, dan mendapatkan kenaikan gaji serta fasilitas yang bagus. Semua itu hanya akan bisa Agan raih jika Agan menjadi karyawan yang unggul. Sedangkan keunggulan Agan dari kolega-kolega lain sangat ditentukan oleh nilai tambah apa yang bisa Agan berikan kepada perusahaan. Jadi, mulai sekarang; mari belajar dan berkomitmen untuk meberikan nilai tambah yang lebih banyak. Karena hanya dengan cara itu kita bisa menjadi pribadi yang unggul. Baik dihadapan teman-teman. Dimata atasan. Dan terlebih lagi, dalam penilaian Tuhan. Hasilnya? Insya Allah, akan mengikutinya kemudian.





Kamis, 29 September 2011

Ikan Dan Kera






&







Tersebutlah pada suatu masa hidup 2 makhluk bersahabat, seekor kera dan seekor ikan. Sang kera hidup di atas sebatang pohon yg tumbuh di pinggir sungai - tempat hidup si ikan. Mereka sering meluangkan waktu untuk ngobrol dan bertukar pikiran bersama-sama. Kadangkala kelakar terjadi pula di antara mereka. Sungguh persahabatan yang indah.

Hingga pada suatu saat… Kera sedang bertengger di atas dahan tertinggi. Dari sana ia melihat sesuatu di kejauhan. Ya! Banjir bandang di hulu sungai. Dan dengan kecepatan yang tinggi banjir bandang siap segera menerjang ke tempat yang lebih rendah… Tempat tinggal kera dan ikan!

Segera sang kera melompat ke bawah, memanggil sang ikan seraya bekata: “Hoi ikan!! Dimana kau?” “Aku di sini kera”, jawab sang ikan. “Cepat kemari… Banjir bandang melanda dari hulu sungai sana. Cepatlah kau ikut aku. Biar kuselamatkan kau. Akan kuamankan kau bersamaku di puncak dahan tertinggi pohon ini”.

“Tapi kera…” Jawab sang ikan…

“Sudahlah!! Tak ada waktu untuk berdebat! Yang penting kau aman.” Tegas kera sambil segera menyambar sang ikan dari dalam air. Setelah itu segera ia beranjak, melompat ke dahan tertinggi sambil memeluk erat sang ikan sahabatnya.

Tak lama, datanglah banjir bandang, mendera semua benda di permukaan rendah di seputar sungai. Satu jam lamanya banjir mendera semua wilayah di sekitar sungai. Sampai akhirnya banjir surut. Selama itu pula kera memeluk erat ikan sahabatnya, demi keselamatan sang ikan.

Setelah reda… Sang kera melompat kembali ke bawah, hendak mengembalikan sang ikan ke sungai tempat tinggalnya. Dibukanya tangannya, dan terlihat sang ikan masih tertidur menutup mata.

“Hai ikan, bangun!” serunya. Tapi ikan diam.. Ikan… Ikan… bangunlah! Banjir bandang sudah berlalu. Ayo melompatlah kau ke sungai, rumahmu”. Tapi ikan tak menyahut.

“IKAN!!!… IKAN!!” Kera berseru keras. Tersadarlah ia… Ikan telah mati. Mati akibat pelukannya. Manalah ada ikan biasa yang suka hidup di luar air? Sekalipun banjir bandang melanda, air tetaplah tempat ternyaman bagi ikan. Dan bukan pelukan hangat sang kera di atas dahan yg jauh dari air.

Itulah yang hendak disampaikan sang ikan. Tapi kera tak perduli. Dengan cara pandangnya sendiri, ia hendak menyelamatkan ikan. Namun bukannya selamat, sang ikan malah mati kekeringan.

Seringkali dalam kehidupan ini kita gegabah menentukan sesuatu yang terbaik bagi orang lain.

Kehidupan orang lain tidaklah sama dengan kehidupan kita. Apa yang menurut kita baik, belum tentu baik untuk orang lain.

Mencoba menolong oranglain jika dilakukan dengan cara yang salah justru bisa menghancurkan orang yang kita tolong.

Minggu, 25 September 2011

Cerita si Tikus


Sepasang suami dan istri petani pulang kerumah setelah berbelanja. Ketika mereka membuka barang belanjaan, seekor tikus memperhatikan dengan seksama sambil menggumam "hmmm...makanan apa lagi yang dibawa mereka dari pasar??"

Ternyata, salah satu yang dibeli oleh petani ini adalah Perangkap Tikus. Sang tikus kaget bukan kepalang.

Ia segera berlari menuju kandang dan berteriak

" Ada Perangkap Tikus di rumah....di rumah sekarang ada perangkap tikus...."

Ia mendatangi ayam dan berteriak " ada perangkap tikus"
Sang Ayam berkata " Tuan Tikus..., Aku turut bersedih, tapi itu tidak berpengaruh terhadap diriku"

Sang Tikus lalu pergi menemui seekor Kambing sambil berteriak.
Sang Kambing pun berkata " Aku turut ber simpati...tapi tidak ada yang bisa aku lakukan"

Tikus lalu menemui Sapi. Ia mendapat jawaban sama.

" Maafkan aku. Tapi perangkap tikus tidak berbahaya buat aku sama sekali"

Ia lalu lari ke hutan dan bertemu Ular. Sang ular berkata

" Ahhh...Perangkap Tikus yang kecil tidak akan mencelakai aku"

Akhirnya Sang Tikus kembali kerumah dengan pasrah mengetahui kalau ia akan menghadapi bahaya sendiri.

Suatu malam, pemilik rumah terbangun mendengar suara keras perangkap tikusnya berbunyi menandakan telah memakan korban. Ketika melihat perangkap tikusnya, ternyata seekor ular berbisa. Buntut ular yang terperangkap membuat ular semakin ganas dan menyerang istri pemilik rumah. Walaupun sang Suami sempat membunuh ular berbisa tersebut, sang istri tidak sempat diselamatkan.

Sang suami harus membawa istrinya kerumah sakit dan kemudian istrinya sudah boleh pulang namun beberapa hari kemudian istrinya tetap demam.

Ia lalu minta dibuatkan sop ceker ayam oleh suaminya.

(kita semua tau, sop ceker ayam sangat bermanfaat buat mengurangi demam)

Suaminya dengan segera menyembelih ayamnya untuk dimasak cekernya.

Beberapa hari kemudian sakitnya tidak kunjung reda. Seorang teman menyarankan untuk makan hati kambing.

Ia lalu menyembelih kambingnya untuk mengambil hatinya.

Masih, istrinya tidak sembuh-sembuh dan akhirnya meninggal dunia.

Banyak sekali orang datang pada saat pemakaman.

Sehingga sang Petani harus menyembelih sapinya untuk memberi makan orang-orang yang melayat.

Dari kejauhan...Sang Tikus menatap dengan penuh kesedihan.

Beberapa hari kemudian ia melihat Perangkap Tikus tersebut sudah tidak digunakan lagi.

SO...KALAU SUATU HARI..

KETIKA ANDA MENDENGAR SESEORANG DALAM KESULITAN DAN MENGIRA ITU BUKAN URUSAN ANDA...

PIKIRKANLAH SEKALI LAGI!!!!

1 Dollar 11 Sen


Sally baru berumur delapan tahun ketika dia mendengar ibu dan ayahnya sedang berbicara mengenai adik lelakinya, Georgi. Ia sedang menderita sakit yang parah dan mereka telah melakukan apapun yang bisa mereka lakukan untuk menyelamatkan jiwanya. Hanya operasi yang sangat mahal yang sekarang bias menyelamatkan jiwa Georgi... tapi mereka tidak punya biaya untuk itu. Sally mendengar ayahnya berbisik, "Hanya keajaiban yang bisa menyelamatkannya sekarang."

Sally pergi ke tempat tidur dan mengambil celengan dari tempat persembunyiannya. Lalu dikeluarkannya semua isi celengan tersebut ke lantai dan menghitung secara cermat...tiga kali. Nilainya harus benar- benar tepat.

Dengan membawa uang tersebut, Sally menyelinap keluar dan pergi ke toko obat di sudut jalan. Ia menunggu dengan sabar sampai sang apoteker memberi perhatian... tapi dia terlalu sibuk dengan orang lain untuk diganggu oleh seorang anak berusia delapan tahun. Sally berusaha menarik perhatian dengan menggoyang-goyangkan kakinya, tapi gagal. Akhirnya dia mengambil uang koin dan melemparkannya ke kaca etalase. Berhasil!

"Apa yang kamu perlukan?" tanya apoteker tersebut dengan suara marah. "Saya sedang berbicara dengan saudara saya."
"Tapi, saya ingin berbicara kepadamu mengenai adik saya," Sally menjawab dengan nada yang sama. "Dia sakit...dan saya ingin membeli keajaiban."
"Apa yang kamu katakan?," tanya sang apoteker.
"Ayah saya mengatakan hanya keajaiban yang bias menyelamatkan jiwanya sekarang... jadi berapa harga keajaiban itu ?"
"Kami tidak menjual keajaiban, adik kecil. Saya tidak bisa menolongmu."
"Dengar, saya mempunyai uang untuk membelinya. Katakan saja berapa harganya."

Seorang pria berpakaian rapi berhenti dan bertanya, "Keajaiban jenis apa yang dibutuhkan oleh adikmu?" "Saya tidak tahu," jawab Sally. Air mata mulai menetes di pipinya. "Saya hanya tahu dia sakit parah dan mama mengatakan bahwa ia membutuhkan operasi. Tapi kedua orang tua saya tidak mampu membayarnya... tapi saya juga mempunyai uang." "Berapa uang yang kamu punya ?" tanya pria itu lagi. "Satu dollar dan sebelas sen," jawab Sally dengan bangga. "dan itulah seluruh uang yang saya miliki di dunia ini."

"Wah, kebetulan sekali," kata pria itu sambil tersenyum. "Satu dollar dan sebelas sen... harga yang tepat untuk membeli keajaiban yang dapat menolong adikmu". Dia Mengambil uang tersebut dan kemudian memegang tangan Sally sambil berkata : "Bawalah saya kepada adikmu. Saya ingin bertemu dengannya dan juga orang tuamu."
================================================== ============================================
Pria itu adalah Dr. Carlton Armstrong, seorang ahli bedah terkenal....
Operasi dilakukannya tanpa biaya dan membutuhkan waktu yang tidak lama sebelum Georgi dapat kembali ke rumah dalam keadaan sehat.
Kedua orang tuanya sangat bahagia mendapatkan keajaiban tersebut. "Operasi itu," bisik ibunya, "adalah seperti keajaiban.

Saya tidak dapat membayangkan berapa harganya".
Sally tersenyum. Dia tahu secara pasti berapa harga keajaiban tersebut...satu dollar dan sebelas sen... ditambah dengan keyakinan.
Hadiah Terbaik
Kepada kawan - Kesetiaan
Kepada musuh - Kemaafan
Kepada ketua - Khidmat
Kepada yang muda - Contoh terbaik
Kepada yang tua - Hargai budi mereka dan kesetiaan.
Kepada pasangan - Cinta dan ketaatan
Kepada manusia – Kebebasan

Seorang Ibu Dengan Satu Mata


Ibuku hanya memiliki satu mata, sedang mata yang satunya cacat. Aku membencinya… dia sungguh membuatku menjadi sangat memalukan. Dia bekerja memasak buat para murid dan guru di sekolah… untuk menopang keluarga.

Ini terjadi pada suatu ketika aku duduk di sekolah dasar dan ibuku datang. Aku sungguh dipermalukan. Bagaimana bisa ia tega melakukan ini padaku? Aku membuang muka dan berlari meninggalkannya saat bertemu dengannya.

Keesokan harinya di sekolah…
“Ibumu bermata satu?!?!?…. eeeee ejek seorang teman. Akupun berharap ibuku segera lenyap dari muka bumi ini.

Jadi kemudian aku katakan pada ibuku, “Ma… kenapa engkau hanya memiliki satu mata?! Kalau engkau hanya ingin aku menjadi bahan ejekan orang-orang , kenapa engkau tidak segera mati saja?!!!�?

Ibuku diam tak bereaksi. Aku merasa tidak enak, namun disaat yang sama, aku rasa aku harus mengatakan apa yang ingin aku katakan selama ini…
Mungkin ini karena ibuku tidak pernah menghukumku, akan tetapi aku tidak berfikir kalau aku telah sangat melukai perasaannya.

Malam itu…Aku terjaga dan bangun menuju ke dapur untuk mengambil segelas air minum. Ibuku sedang menangis disana terisak-isak, mungkin karena khawatir akan membangunkanku. Sesaat kutatap ia, dan kemudian pergi meninggalkannya.

Setelah aku mengatakan perasaanku sebelumnya padanya, aku merasa tidak enak dan tertekan. Walau demikian, aku benci ibuku yang menangis dengan satu mata.

Jadi aku bertekad untuk menjadi dewasa dan menjadi orang sukses . Kemudian aku tekun belajar. Aku tinggalkan ibuku dan melanjutkan studiku ke Singapore. Kemudian aku menikah. Aku membeli rumahku dengan jerih payahku. Kemudian, akupun mendapatkan anak-anak, juga.

Sekarang aku tinggal dengan bahagia sebagai seorang yang sukses. Aku menyukai tempat tinggal ini karena tempat ini dapat membantuku melupakan ibuku.

Namun pada suatu hari, ada seseorang tamu mengetuk pintu rumahku. Setelah kubuka, aku sangat terkejut sekali. Ini adalah ibuku… Masih dengan mata satunya. Aku merasa seolah-olah langit runtuh menimpaku.

Bahkan anak-anakku lari ketakutan melihat ibuku yang bermata satu.
Aku bertanya padanya, “Siapa kamu?!. Aku tidak mengenalmu!!!�? kukatakan seolah-olah itu benar.

Aku memakinya, “Berani sekali kamu datang ke rumahku dan menakut-nakuti anak-anakku! KELUAR DARI SINI!! SEKARANG JUGA!!!�?.

Ibuku hanya menjawab, “Oh, maafkan aku. Aku mungkin salah alamat.? Kemudian ia berlalu dan hilang dari pandanganku.
Oh syukurlah… Dia tidak mengenaliku. Aku agak lega. Kukatakan pada diriku kalau aku tidak akan khawatir, atau akan memikirkannya lagi. Dan akupun menjadi merasa lebih lega…

Suatu hari, sebuah undangan menghadiri reuni sekolah dikirim ke alamat rumahku di Singapore. Jadi, aku berbohong pada istriku bahwa aku akan melakukan perjalanan dinas. Setelah menghadiri reuni sekolah, aku mengunjungi sebuah gubuk tua, dulu merupakan rumahku… Hanya sekedar ingin tahu saja.
Di sana , aku mendapati ibuku terjatuh di tanah yang dingin. Tapi aku tidak melihatnya mengeluarkan air mata.

Ia memegang selembar surat ditangannya… Sebuah surat untukku.

“Anakku…Aku rasa hidupku cukup sudah kini… Dan… aku tidak akan pergi ke Singapore lagi…Tapi apakah ini terlalu berlebihan bila aku mengharapkan engkau yang datang mengunjungiku sekali-kali?

Aku sungguh sangat merindukanmu…Dan aku sangat gembira ketika kudengar bahwa engkau datang pada reuni sekolah .

Tapi aku memutuskan untuk tidak pergi ke sekolahan. Demi engkau… Dan aku sangat menyesal karna aku hanya memiliki satu mata, dan aku telah sangat memalukan dirimu.

Kau tahu, ketika engkau masih kecil, engkau mengalami sebuah kecelakaan, dan kehilangan salah satu matamu. Sebagai seorang ibu, aku tidak bisa tinggal diam melihat engkau akan tumbuh besar dengan hanya memiliki satu mata.

Jadi kuberikan salah satu mataku untukmu…
Aku sangat bangga akan dirimu yang telah dapat melihat sebuah dunia yang baru untukku, di tempatku, dengan mata tersebut.

Aku tidak pernah merasa marah dengan apa yang kau pernah kau lakukan… Beberapa kali engkau memarahiku…
Aku berkata pada diriku, ‘Ini karena ia mencintaiku …’

diterjemahkan dari versi aslinya “the Story of The One-Eyed Mother"

Pesan (di atas) ini sungguh memiliki sebuah arti yang sangat mendalam dan dikirim untuk mengingatkan banyak orang bahwa kebaikan yang telah mereka nikmati selama ini adalah berkat seseorang, entah secara langsung maupun tidak langsung.
Renungkan sesaat dan lihatlah dirimu!.

Berterima kasihlah akan apa yang kamu miliki saat ini dibandingkan dengan jutaan orang yang tidak memiliki kehidupan seperti yang engkau peroleh saat ini !
“Bawalah (selalu) ibumu dalam doa di mana saja engkau berada !"

Waktu

Waktu

Bayangkan ada sebuah bank yang memberimu pinjaman uang sejumlah
Rp. 86.400,- setiap paginya. Semua uang itu harus kau gunakan.
Pada malam hari, bank akan menghapus sisa uang yang tidak kau gunakan selama sehari. Coba tebak, apa yang akan kau lakukan? Tentu saja, menghabiskan semua uang pinjaman itu.

Setiap dari kita memiliki bank semacam itu; bernama WAKTU. Setiap pagi, ia akan memberimu 86.400 detik. Pada malam harinya ia akan menghapus sisa waktu yang tidak kau gunakan untuk tujuan baik, karena ia tidak memberikan sisa waktunya padamu. Ia juga tidak memberikan waktu tambahan. Setiap hari ia akan membuka satu rekening baru untukmu. Setiap malam ia akan menghanguskan yang
tersisa. Jika kau tidak menggunakannya maka kerugian akan meninpamu.

Kamu tidak bisa menariknya kembali. Juga, kamu tidak bisa meminta "uang muka" untuk keesokan hari. Kamu harus hidup di dalam simpanan hari ini. Maka dari itu, investasikanlah untuk kesehatan, kebahagiaan, dan kesuksesanmu.
Jam terus berdetak. Gunakan waktumu sebaik-baiknya.

Agar tahu pentingnya waktu SETAHUN, tanyakan pada murid yang gagal kelas.

Agar tahu pentingnya waktu SEBULAN, tanyakan pada ibu yang melahirkan prematur.

Agar tahu pentingnya waktu SEMINGGU, tanyakan pada editor majalah mingguan.

Agar tahu pentingnya waktu SEJAM, tanyakan pada kekasih yang menunggu untuk bertemu.

Agar tahu pentingnya waktu SEMENIT, tanyakan pada orang yang ketinggalan kereta.

Agar tahu pentingnya waktu SEDETIK, tanyakan pada orang yang baru saja terhindar dari
kecelakaan.

Agar tahu pentingnya waktu SEMILI DETIK, tanyakan pada peraih medali perak Olimpiade.

Hargailah selalu Waktumu Jangan pernah kau sia-siakan

Jangan Pernah Menunda


Jangan pernah menunda


pada suatu tempat, hiduplah seorang anak. Dia hidup dalam keluarga yang bahagia, dengan orang tua dan sanak keluarganya. Tetapi, dia tidak pernah mensyukuri betapa baiknya kehidupan yang dia miliki. Dia terus bermain, menggangu sanak keluarganya kalau mereka tidak mau bermain apa yang dia ingin main. Tetapi, ketika dia mau minta maaf, dia selalu berkata, "tidak apa-apa, besok kan bisa."

ketika agak besar, sekolah sangat menyenangkan baginya. Dia belajar, mendapat teman, dan sangat bahagia. Tetapi, dia nggak pernah mensyukurinya. Semua begitu saja dijalaninya sehingga dia anggap semua sudah sewajarnya. Suatu hari, dia berkelahi dengan teman baiknya. Walaupun dia tahu itu salah, tapi tidak tidak pernah mengambil inisiatif untuk minta maaf dan berbaikan dengan teman baiknya. Alasan dia, "tidak apa-apa, besok kan bisa." ketika dia agak besar, teman baiknya tadi bukanlah temannya lagi. Walaupun dia masih sering melihat temannya itu, tapi mereka tidak pernah saling tegur. Tapi itu bukanlah masalah, karena dia masih punya banyak teman baik yang lain. Dia dan teman-temannya hampir melakukan segala sesuatu bersama-sama, makan, main, kerjakan pr, dan jalan-jalan. Ya, mereka semua teman-temannya yang paling baik.

Setelah lulus, kerja membuatnya sibuk. Dia ketemu seorang cewek yang sangat cantik dan baik dan segera dia menjadi pacarnya. Dia begitu sibuk dengan kerjanya, karena dia ingin dipromosikan ke posisi paling tinggi dalam waktu yang sesingkat mungkin. Tentu, dia rindu sama teman-temannya. Tapi dia tidak pernah lagi menghubungi mereka lagi, bahkan lewat telepon. Dia selalu berkata, "ah, aku capek, besok saja aku hubungin mereka." ini tidak terlalu mengganggu dia karena dia punyateman-teman sekerja selalu mau diajak keluar. Jadi, waktu pun berlalu, dia lupa sama sekali untuk menelepon teman-temannya.

Setelah dia menikah dan punya anak, dia bekerja lebih keras untuk membahagiakan keluarganya. Dia tidak pernah lagi membeli bunga untuk istrinya, atau pun mengingat hari ulang tahun istrinya dan juga hari pernikahan mereka. Tapi, itu tidak masalah baginya, karena istrinya selalu mengerti dia, dan tidak pernah menyalahkannya. Tentu, kadang-kadang dia merasa bersalah dan sangat ingin punya kesempatan untuk mengatakan pada istrinya "aku cinta kamu", tapi dia tidak pernah melakukannya. Alasan dia "tidak apa-apa, saya pasti besok akan mengatakannya." dia tidak pernah sempat datang ke pesta ulang tahun anak-anaknya, tapi dia tidak tahu ini akan berpengaruh pada anak-anaknya. Anak-anak mulai menjauhinya, dan tidak pernah benar-benar menghabiskan waktu mereka dengan ayahnya. Suatu hari, kemalangan datang ketika istrinya tewas dalam kecelakaan. Dia ditabrak lari. Tapi hari itu, dia sedang ada rapat. Dia tidak! Sadar bahwa itu kecelakaan yang fatal, dia baru datang saat istrinya akan dijemput maut. Sebelum sempat berkata "aku cinta kamu", istrinya meninggal. Laki-laki itu remuk hatinya dan mencoba mencari menghibur diri melalui anak-anaknya setelah kematian istrinya. Tapi, dia baru sadar anak-anaknya tidak pernah mau berkomunikasi dengannya. Segera, anak-anaknya dewasa dan membangun keluarganya masing-masing. Tidak ada yang peduli sama orang tua ini yang di masa lalunya tidak pernah meluangkan waktunya untuk mereka.

Dia pindah ke rumah jompo yang terbaik, yang menyediakan pelayanan sangat baik dengan uang yang dia simpan untuk perayaan pernikahan ke 50, 60 dan 70 dia dan istrinya. Semua uang itu sebenarnya untuk dipakai pergi ke hawaii, new zealand dan negara-negara lain, tapi kini dipakai untuk membayar biaya tinggal dia di rumah jompo tersebut. Sejak itu sampai dia meninggal, hanya ada orang-orang tua dan suster yang merawatnya. Dia kini merasa sangat kesepian, perasaan yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya. Saat dia mau meninggal, dia memanggil seorang suster dan berkata padanya, "andai waktu bisa dibeli, aku rela menukarkan semua hartaku untuk mendapatkannya, meski hanya beberapa saat saja" tapi sayangnya semua sudah terlambat. Dan dia meninggal dengan airmata di pipinya.
Apa yang bisa kita petik dari cerita ini? Kita semua tahu bahwa waktu itu tak pernah berhenti. Waktu yang kita miliki terus melangkah maju seiring dengan detak jantung dan hembusan napas kita, sementara kita tidak pernah tahu kapan batas waktu yang diberikan tuhan utk kita bisa hidup di dunia ini.
Karena itu…..jangan tunda lagi!
Jika kita merasa ingin mendengar suara teman-teman, jangan ragu-ragu untuk meneleponnya segera.
Jika kita ingat pernah bersalah pada seseorang, mari kita turunkan ego kita untuk memulai meminta maaf dengan tulus kepada mereka.
Terakhir, tapi ini yang paling penting, jika kita merasa ingin mengungkapkan perasaan sayang kita kepada seseorang, jangan tunggu sampai terlambat. Jika kita terus pikir bahwa lain hari baru akan memberitahu dia, hari itu tidak pernah akan datang.
Jika kita selalu berpikir kalau masih besok akan datang , maka "besok" akan pergi begitu cepatnya hingga kita baru sadar bahwa waktu telah jauh meninggalkan kita.

Ketahuilah teman…..hari esok akan pasti ada
tapi belum tentu untuk kita

 
Powered by Blogger